Jakarta, 4 Oktober 2024 – Penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, masih menjadi tantangan utama di bidang kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, PTM kini menyumbang lebih dari 70% kematian di Indonesia, dengan tren yang terus meningkat setiap tahun. Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah bersama dengan berbagai pihak terus memperkuat upaya pengendalian melalui program pencegahan, edukasi masyarakat, dan perbaikan akses layanan kesehatan.
Penyakit Tidak Menular Terus Melonjak
Laporan terbaru menunjukkan bahwa prevalensi penyakit seperti diabetes dan hipertensi meningkat secara signifikan dalam satu dekade terakhir. Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2023, prevalensi diabetes pada orang dewasa di Indonesia naik menjadi 11,3%, sementara hipertensi mencapai 34,1%. Gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, serta meningkatnya stres dianggap menjadi penyebab utama lonjakan ini.
“Ini adalah masalah serius yang memerlukan perhatian lintas sektor. Penyakit tidak menular tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga mengurangi produktivitas dan meningkatkan beban biaya kesehatan secara nasional,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Pemerintah Fokus pada Pencegahan dan Deteksi Dini
Salah satu upaya utama pemerintah dalam menangani PTM adalah memperkuat program pencegahan melalui peningkatan edukasi tentang pola hidup sehat dan deteksi dini. Kampanye “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (Germas) yang diluncurkan sejak 2016 terus digalakkan, dengan fokus pada tiga pilar utama: peningkatan aktivitas fisik, konsumsi makanan sehat, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
“Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan secara rutin, terutama untuk mengidentifikasi risiko PTM, perlu ditingkatkan. Melalui deteksi dini, komplikasi yang lebih serius dapat dicegah,” kata dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
Dengan kemudahan akses tersebut, diharapkan lebih banyak masyarakat yang memanfaatkan pemeriksaan berkala sehingga risiko komplikasi bisa ditekan.
Perubahan Gaya Hidup dan Pola Makan
Edukasi mengenai pentingnya menjaga pola makan sehat juga menjadi bagian integral dari program pencegahan PTM. Banyak masyarakat Indonesia masih memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak. Kondisi ini memicu risiko berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
“Pola makan sehat harus dimulai dari rumah tangga.
Kampanye pengurangan konsumsi gula dan garam pun semakin intensif dilakukan, dengan melibatkan berbagai sektor, termasuk industri makanan dan minuman. Beberapa produsen makanan telah mulai menyesuaikan produk mereka untuk mengurangi kandungan gula dan garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.
Teknologi Digital untuk Kesehatan
Di era digital, pemerintah juga mulai memanfaatkan teknologi untuk membantu masyarakat mengelola kesehatan mereka.
“Penggunaan aplikasi kesehatan dapat membantu masyarakat mengawasi kondisi kesehatan mereka sendiri, terutama untuk mereka yang berisiko tinggi terkena PTM. Ini bisa menjadi alat yang efektif untuk memperkuat pencegahan dan pengelolaan penyakit,” tambah Budi Gunadi.
Penyakit Tidak Menular Tantangan dan Langkah ke Depan
Meski upaya pengendalian PTM terus dilakukan, tantangan masih ada. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan akan meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas lokal, dan sektor swasta.