Jakarta, 4 Oktober 2024 – Ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global, ekonomi Indonesia terus menunjukkan stabilitas dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 5,1% hingga akhir 2024. Laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa konsumsi domestik yang kuat, investasi langsung, dan pertumbuhan ekspor merupakan pilar utama pendorong ekonomi tahun ini.

Ekonomi Indonesia Konsumsi Domestik Sebagai Penggerak Utama

Konsumsi domestik, yang menyumbang lebih dari 55% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi. Setelah mengalami perlambatan selama pandemi COVID-19, daya beli masyarakat mulai pulih seiring dengan pelonggaran pembatasan dan peningkatan lapangan kerja. Sektor ritel dan kuliner, misalnya, kembali mengalami peningkatan penjualan, terutama selama kuartal kedua dan ketiga 2024.

“Pemulihan daya beli masyarakat terlihat jelas dari meningkatnya penjualan di berbagai sektor konsumsi, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan,” kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan. Menurutnya, peningkatan pendapatan masyarakat, serta berbagai kebijakan stimulus pemerintah seperti bantuan sosial dan subsidi energi, turut membantu mendorong konsumsi.

Ekonomi Indonesia Investasi Langsung dan Infrastruktural Meningkat

Sektor investasi juga mengalami peningkatan signifikan, terutama dalam hal investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI). Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing mencapai Rp 900 triliun hingga kuartal ketiga 2024, meningkat 12% dibandingkan tahun lalu. Sektor-sektor yang paling diminati investor asing adalah teknologi, infrastruktur, serta manufaktur berteknologi tinggi.

Ekspor Mengalami Pemulihan, Namun Tantangan Tetap Ada

Ekspor Indonesia juga mencatat pertumbuhan yang baik, terutama didorong oleh komoditas seperti batu bara, minyak sawit, dan produk manufaktur. Meskipun harga beberapa komoditas global fluktuatif, permintaan yang tinggi dari negara-negara Asia seperti China dan India membantu menjaga stabilitas neraca perdagangan.

Namun, tantangan tetap ada di sektor ini. Ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia serta tren perlambatan ekonomi global menimbulkan ketidakpastian yang mempengaruhi rantai pasokan dan harga komoditas.

Pemulihan di Sektor Pariwisata

Di sisi lain, sektor pariwisata yang sempat mengalami penurunan drastis selama pandemi, kini mulai bangkit kembali.

Program insentif pariwisata serta kampanye promosi pariwisata ke luar negeri yang digencarkan oleh pemerintah turut mendukung pemulihan sektor ini.